Selasa, 24 April 2012

Bekal Hari Ini

Renungan Rabu, 02 Mei 2012
(Berdasarkan Almanak GKPI) 
Tuhan Yang Membangun
"Dan sekarang aku menyerahkan kamu kepada Tuhan dan kepada firman kasih karunia-Nya, yang berkuasa membangun kamu dan menganugerahkan kepada kamu bagian yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya" (Kisah Rasul 20:32, TB)
"Onpe, hupasahat ma hamu nuaeng tu Debata dohot tu hata asi ni rohana. Ibana do na margogo patoguhon roha jala mangalehon siteanon i tu saluhut na badia i" (Ulaon Apostel 20:32, Toba)
"Sekarang saya menyerahkan kalian kepada Allah supaya Ia yang memelihara kalian dan supaya kalian berpegang pada berita rahmat Allah. Allah mempunyai kuasa untuk menguatkan kalian dan memberikan kepadamu berkat-berkat yang sudah disediakan-Nya untuk semua umat-Nya." (Kisah Rasul 20:32, BIS).


Kata 'membangun' barangkali menjadi kata yang sungguh akrab dalam kehidupan kita. Adakalanya kata 'membangun' dikaitkan dengan hal-hal phisik; dan tidak jarang dihubungkan dengan hal-hal non-phisik. Baik phisik maupun non-phisik, membangun memiliki kaitan yang sangat erat dengan membuat yang baru (seperti: bangunan atau kharakter, perilaku, dll), atau memberbaiki yang lama menjadi suatu keberadaan yang baru (seperti: renovasi bangunan atau perubahan karakter, perilaku, dll). Artinya, kata 'membangun' selalu bermuara pada sesuatu yang baru.

Cakrawala berpikir demikian dapat kita pergunakan memahami nats di atas. Bila kita perhatikan susunan nats di atas berbicara tentang makna 'membangun'. Pertanyaan adalah, siapa yang membangun dan siapa yang dibangun ?. Memahami makna kata 'membangun' tersebut, kita tidak bisa melepaskan diri dari makna kata 'menganugerahkan' sebagaimana yang tercantum dalam nats tersebut. Kata 'menganugerahkan' merupakan kata benda, yakni bersumber dari pihak yang memiliki posisi martabat / hakekat lebih tinggi dari pada kita. Kaitannya dengan nats ini, 'menganugerahkan' berarti suatu pemberian (gift) yang diberikan Tuhan bagi kita; dan pemberian itu sifatnya sangat eksklusif, yakni: "... bagian yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskanNya"

Ketika Tuhan memberikan anugerah kita kita, maka anugerah tersebut patut dipahami dalam satu bingkai, yakni: 'membangun'. Berkaitan dengan nats ini, makna 'membangun' patut dipahami sebagai sesuatu yang baru dalam iman yang melahirkan karakter atau sifat orang yang telah beroleh pengudusan dari Tuhan. Kita perlu memahami makna 'membangun' dalam hal ini untuk meluruskan beberapa hal dari hubungan / relasi kita dengan Tuhan. Seringkali orang-orang yang telah dikuduskan Tuhan memahami makna anugerah Tuhan dalam bentuk nyata membangun phisik kemanusiaan belaka. Artinya, ketika kita memperoleh sesuatu yang sifatnya phisik, maka itulah dianggap sebagai anugerah Tuhan. Namun, bila kita menyelami hakekat nats ini, Tuhan tidak pernah menjanjikan anugerah yang sifatnya menjawab kebutuhan (membangun) phisik orang-orang yang telah dikuduskan Tuhan (seperti: kekayaan, kekuasaan, dll). Lalu apa ?.

Secara khusus, kita boleh mengacu pada pernyataan Rasul Paulus pada ayat 28 pasal ini yang mengingatkan orang pilihan Tuhan sebagai gembala bagi jemaatNya. Dan lebih lanjut lagi di ayat 29 Rasul Paulus mengingatkan perihal 'serigala-serigala ganas' yang merusak iman orang kudus sehingga mereka melupakan tugas mereka yang paling hakiki, yakni menggembalakan jemaat Tuhan. Dalam konteks inilah konsep 'anugerah' Tuhan dan makna kata 'membangun' seharusnya kita tempatkan. Tuhan merupakan pihak yang akan memberikan anugerah sehingga orang-orang yang telah dikuduskan Tuhan dibangun dan dikuatkan agar berdaya sebagai gembala atas jemaat Tuhan.

Hal itulah yang hendak kita renungkan saat ini, apakah kita mau menyerahkan diri sebagai alamat anugerah Tuhan sehingga diri kita dibangun untuk tetap setia sebagai gembala atas jemaat Tuhan. Satu hal yang tidak boleh kita lupakan bahwa kita adalah gembala; dengan demikian kita juga tidak boleh lupa bahwa dalam menjalankan tugas gembala itu, anugerah Tuhan merupakan sarana untuk membangun diri kita. Kita dibangun oleh anugerah Tuhan untuk mampu menjadi gembala atas jemaat Tuhan, yakni: melalui kehadiran kita di berbagai tempat.

Hari ini, kita diingatkan oleh Tuhan bahwa satu hal yang utama kita harapkan dari Tuhan adalah pembangunan karakter, perilaku, sikap, iman, sehingga melalui itu kita menjadi gembala yang memelihara umatNya; yakni di tengah masyarakat, gereja, terutama keluarga. Maukah kita ?. HARUS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar