Selasa, 24 April 2012

Berita Terkini

Seputar GKPI

IBADAH LAUNCHING TAHUN PEKABARAN INJIL GKPI 2012
BISHOP GKPI Pdt. PATUT SIPAHUTAR, M.Th memimpin Launching Tahun Pekabaran Injil GKPI 2012: Minggu, 19 Pebruari 2012 - di GKPI Nazareth – Resort Palembang II

Bishop GKPI Pdt. Patut Sipahutar, M.Th,  memimpin Launching Tahun Pekabaran Injil GKPI 2012 di GKPI Nazareth – Resort Palembang II, pada hari Minggu, 19 Pebruari 2012, berlangsung meriah dan penuh hikmat.

Satu hari sebelum pelaksanaan Launching Tahun P. Injil, semua tamu yang datang dari luar kota palembang melaksanakan Evangelisasi Koor di GKPI Nazareth – Resort Palembang II. Acara ini diisi dengan koor dari berbagai gereja, antara lain: GKPI Nazareth, GKPI Simpang Rembo – Resort Jambi, dan GKPI Resort Khusus Jambi Kota.  Setiap koor diselang-selingi oleh Narasi yang disampaikan oleh Pdt. M.H. Purba, STh (Koorwil GKPI Wilayah Sumbagsel).  Sementara Pemberitaan firman oleh Ka. Biro IV GKPI Pdt.Salomo Simanjuntak, S.Th. Dalam pemberitaan firman tersebut, ditekankan bahwa semua orang percaya adalah orang yang berhutang terhadap Pemberitaan Injil (Roma 1 : 14-15). Karena itu sepanjang hidup kita, harus tetap membayar hutang terhadap Penginjilan. Kita tidak perlu menunda-nunda waktu lagi, tetapi marilah kita tetap setia membayar hutang kita. Kita bersyukur bahwa Sinode Am XVIII GKPI 2010, telah menetapkan tahun 2012 adalah Tahun Pekabaran Injil. Tahun ini menjadi anugerah Tuhan kepada kita, agar kita mau membayar hutang kita pada Penginjilan. Satu dari tiga tugas gereja adalah Marturia, yaitu bersaksi/penginjilan. Launching tahun P.Injil ini adalah perkerjaan yang sangat besar, dan sangat menyenangkan hati Tuhan. Namun harus kita sadari juga bahwa iblis pasti gemetar, karena Penginjilan pasti akan menggempur kekuasaan iblis. Malam ini kita kita akan menyempurnakan segala persiapan kita untuk ibadah launching besok hari.

Acara Ibadah Minggu, 19 Pebruari 2012 diawali dengan prosesi Pimpinan Pusat GKPI, Para Pendeta GKPI, Evangelis GKPI, dan Panitia Launching. Petugas liturgis dalam ibadah Minggu dilayani oleh para Pendeta GKPI Wilayah Sumbagsel secara bergantian. Ibadah ini juga mengumandangkan persembahan Koor GKPI Simpang Rembo Resort Jambi, Koor GKPI Resort Khusus Jambi Kota, dan GKPI Resort Palembang II,  secara bergantian. Setelah warta jemaat, ibadah diisi dengan acara Ulang tahun gereja GKPI Nazareth – Resort Palembang II yang berusia genap 16 tahun pada tanggal, 16 Pebruari 2012. Acara ini dilakukan secara sederhana. Para Pendeta GKPI yang pernah melayani di resort Palembang II (Pdt. RE. Jakobus Lumbantobing, Pdt. Nursanti Br Siregar, Pdt. L.L.  Sihotang, Pdt. Radot Gultom) bersama dengan Pendeta Resort Palembang II (Pdt. E. Rambe Manalu) dan utusan jemaat 4 orang secara bersama-sama menghembus lilin ulang tahun ke 16.

Acara ulang tahun ke 16 ini dilaksanakan secara sederhana, namun acara ulang tahun ini, merupakan saat yang tepat mengajak semua warga jemaat dan para pelayan mengenang peristiwa 16 tahun yang lalu. Cukup banyak sejarah yang terukir untuk gereja ini, suka dan duka silih berganti. Rasa cinta kasih kepada gereja menjadi kesatuan jemaat untuk berjuang tanpa pamrih untuk mendirikan gereja. Akhirnya gereja ini dapat berdiri sampai hari ini, dan itu menjadi bukti dari keberpihakan Tuhan Yesus (pemilik gereja) untuk dapat memenangkan anak-anak Tuhan. Harapan kita setelah 16 tahun GKPI Nazareth akan semakin dapat bersaksi dan terus bersaksi tentang Kristus, dan membawa banyak jiwa kepada Tuhan Yesus.

Setelah acara ulang tahun GKPI Nazareth dilanjutkan dengan acara Launching yang dipandu oleh Ka. Biro IV GKPI.  Pengantar dari Ka. Biro IV GKPI, mengingatkan Keputusan SAP XVIII GKPI 2010 dan Keputusan Majelis Pusat GKPI yang menetapkan bahwa GKPI Wilayah Sumbagsel merupakan Sentra Pekabaran Injil GKPI. Untuk menindaklanjuti keputusan itu, GKPI  telah membentuk Kelompok Kerja (Pokja) P.Injil  GKPI di Sumbagsel. Ka. Biro IV GKPI juga mengingatkan tentang semangat awal berdirinya GKPI, yaitu GKPI berdiri untuk membayar hutang “Pekabaran Injil” dari gereja yang ditinggalkan. Semangat Penginjilan itulah yang akan dibangkitkan kembali, sehingga dengan kuasa Roh Kudus seluruh warga GKPI dimanapun berada memiliki semangat Pekabaran Injil.

Seluruh anggota Pokja PI GKPI diundang ke altar, dan menyampaikan sambutan tentang launching Tahun P. Injil, yang disampaikan oleh ketua Pokja Pnt. Tiopan Purba, BBA (Juga sebagai anggota Majelis Pusat GKPI). Bishop GKPI Pdt. Patut Sipahutar, M.Th  dan para Pendeta GKPI yang hadir diundang untuk ke altar. Bishop GKPI melakukan Launching tahun Pekabaran Injil GKPI 2012  dengan lebih dahulu bersyukur kepada Tuhan Yesus sebagai pemilik Gereja,  seraya melakukan launching tahun P.Injil GKPI di dalam nama Allah Bapa, dan AnakNya Tuhan Yesus Kristus, serta Persekutuan dalam Roh Kudus.  Launching Tahun P. Injil GKPI ini juga  ditandai dengan Pemukulan gong, pelepasan burung Merpati, serta membuka selubung Logo tahun P. Injil, Thema, Sub Thema, dan Motto tahun Pekabaran Injil GKPI.

Thema             : TUHAN itu baik kepada semua orang (Mazmur 145:9a)
Sub Thema     : Melalui Tahun Pekabaran Injil, GKPI mengajak semua orang dan segala    makhluk memuliakan Tuhan.
Motto              : Hidup sebagai Penyembahan-Persembahan kepada Tuhan.

Setelah acara launching, Pokja PI membagi-bagikan Logo Tahun pekabaran Injil GKPI kepada seluruh warga jemaat.

Bishop GKPI Pdt. Patut Sipahutar, M.Th mengambil nas khotbah sesuai dengan almanak GKPI, yang tertulis dalam Markus 9 : 2 – 9.  Bishop menekankan bahwa dunia ini juga dapat menjadi tempat orang-orang percaya merasa bahagia, hanya jika melakukan penyembahan yang benar kepada Tuhan. Gereja saat perlu melakukan evaluasi tentang penyembahan yang  kepada Tuhan. Penyembahan kepada Tuhan, bukanlah sesuka hati manusia, tetapi harus sesuai dengan keinginan Tuhan. Banyak warga gereja sekarang ingin menjadi kaya, dan mengabaikan penyembahan kepada Tuhan. Harta tidak mempunyai arti, jika tidak bersamaan dengan penyembahan yang benar kepada Tuhan. Di Sumatera utara saat ini sedang terjadi perubahan, yaitu dengan kembalinya warga gereja menjadi pindah ke agama parmalim.  Hal ini menjadi pergumulan yang besar bagi gereja-gereja. Setelah acara kebaktian selesai, dilanjutkan diluar gedung gereja dengan berbagai acara : Kata-kata sambutan, pemberian tanda kasih, lelang dan tortor. Seluruh dana yang dikumpulkan diserahkan kepada panitia Launching. 

Bapak Bishop GKPI sebelum menyampaikan kata sambutan, mengumandangkan  sebuah lagu, dan jemaat diharapkan dapat memberikan bantuan kepada panitia launching P. Injil. Pdt. R.P. Simatupang (GKPI Resort Cirebon) menerima ulos dari Bapak/Ibu Bishop GKPI. Ulos ini diberikan sebagai lambang doa dan harapan agar Bapak Pdt. R.P. Simatupang, segera menemukan tulang rusuknya yang belum juga ditemukan.
Lelang terbesar pada pesta Launching Thun Pekabaran Injil GKPI, dimenangkan oleh Bapak Brigadir Jenderal TNI DR. Bernhard Limbong, S.Sos, SH, MH  (Warga jemaat GKPI Ciliwung - Resort Bandung), sebesar Rp. 10 Juta, yang diwakili oleh Pdt. Budiman Hutagalung. Harapan dari seluruh pelayan dan jemaat yang hadir pada launching tahun Pekabaran Injil 2012 akan menjadi gambaran sukacita dan semangat warga jemaat dalam melakukan Pebaran Injil dimanapun berada. (sumber: www.gkpi.or.id)

Seputar Humbang

Kabupaten Humbang Hasundutan Menjadi Tuan Rumah Sidang MPL PGI-Wilayah Sumatera Utara Tahun 2012


Kabupaten Humbang Hasundutan telah ditetapkan oleh MPH (Majelis Pekerja Harian) PGI Wilayah Sumatera Utara menjadi tuan rumah pelaksanaan Sidang MPL (Majelis Pekerja Lengkap) PGI Wilayah Sumatera Utara. Direncanakan, Sidang MPL PGI Wilayah Humbang tersebut akan dilaksanakan pada tanggal 22 - 24 Mei 2012.

Dalam rangka melaksanakan Sidang MPL PGI Wilayah Sumatera Utara, MPH PGI Wil-Sumut telah mengangkat Panitia Penyelenggara melalui Surat Keputusan Nomor: 056/K/PGI-WSU/IV/2012, dengan susunan Panitia Penyelenggara sebagai berikut: Ketua Umum: St. Bangun Hutasoit, S.Pd; Wakil Ketua Umum: Irwan Simamora, SH; Sekretaris Umum: St. Pangarantoan Lumbantoruan, M.Pd; Wakil Sekretaris Umum: Pdt. Irvan Hutasoit, S.S.i (Teol.); Bendahara Umum: Pdt. Bilker Simamora, S.Th; yang kemudian dibantu oleh seksi-seksi.

Panitia Penyelenggara berusaha bekerja sama dengan MPH PGI-Daerah Humbang Hasundutan yang baru terbentuk demi suksesnya Sidang MPL PGI Wilayah Sumatera Utara. Panitia Penyelenggara, dalam pernyataannya menyadari bahwa Kabupaten Humbang Hasundutan sejujurnya memiliki keterbatasan fasilitas sebagai tuan rumah event besar seperti Sidang MPL PGI Wilayah Sumatera Utara ini. Salah satu keterbatasan fasilitas yang dihadapi oleh panitia adalah Hotel sebagai tempat penginapan. Mengantisipasi itu, Panitia Penyelenggara bekerjasama dengan MPH PGI-Daerah Humbang Hasundutan beserta para pendeta-pendeta yang melayani di sekitar Doloksanggul, telah berusaha berkomunikasi dengan beberapa warga jemaat agar mereka bersedia menjadi tuan / nyonya rumah bagi para peserta Sidang MPL PGI Wilayah Sumatera Utara tersebut. Metode tersebut disambut beberapa warga jemaat dengan antusias, yakni memberikan rumah mereka sebagai tempat pemondokan sebagian para peserta selama sidang berlangsung.

Dalam rangka penggalangan dana, Panitia Penyelenggara telah menetapkan rencana audiens kepada beberapa Pemerintah Kabupaten, yakni: Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Toba Samosir, dan Kabupaten Samosir. Disamping berbagai dukungan dana yang melibatkan BUMN/BUMND di Kabupaten Humbang Hasundutan, instansi swasta dan individu, gereja-gereja anggota PGI pun telah memberikan partisipasi dana sebagai bentuk dukungan dana demi suksesnya Sidang MPL PGI Wilayah Sumatera Utara tersebut.




Seputar Nasional


Jemaat HKBP Filadelfia Minta Perlindungan SBY

Usai ibadah, jemaat mendatangi Istana Negara.

Usai melakukan ibadah di Kampung Jalen, Desa Jejalen, Kecamatan Tambun Utara Kabupaten Bekasi Jawa Barat, puluhan jemaat HKBP Filadelfia langsung melakukan aksi unjuk rasa damai ke Istana Negara, Jakarta. 

Langkah itu dilakukan agar pemerintah pusat dapat memberikan solusi terkait penolakan Pemerintah Kabupaten Bekasi, untuk memberikan izin pendirian gereja di daerah tersebut. "Tujuan kami untuk menyuarakan kebebasan beragama di Indonesia," kata salah satu kuasa hukum HKBP Filadelfia, Judianto Simanjuntak, saat dihubungi VIVAnews, Minggu 29 April 2012.

Judianto mengatakan kasus ini tidak hanya terjadi di wilayah Bekasi melainkan juga terjadi di beberapa daerah di Indonesia. "Kami meminta kepada Presiden SBY agar dapat menegur pemerintah daerah dalam hal ini Bupati Bekasi," ujarnya.

Seharusnya, lanjut Judianto, Pemerintah Kabupaten Bekasi bisa memberikan izin pendirian gereja berdasarkan putusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Bandung Nomor 42/G/2010/PTUN-Bandung tanggal 2 September 2010 Jo PTUN Jakarta No 255/B/2010/PT.TUN Jkt tanggal 30 Maret 2011. Pemerintah daerah harus menghormati keputusan tersebut. "Kenapa masih dipersulit. Kalau direlokasi, berarti pemerintah daerah telah mengingkari hasil keputusan yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetap," ujarnya. 

Sejauh ini, pihak HKBP tetap akan mempertahankan tempat ibadah di Desa Jejalen yang sudah diputuskan oleh pengadilan PTUN Bandung. Usai melakukan ibadah yang dijaga 500 lebih aparat keamanan, jemaat HKBP Filadelfia bersama dengan jemaat Gereja Kristen Indonesia (GKI) Yasmin Bogor melakukan ibadah Minggu bersama di depan Istana Negara. Aksi itu sekaligus sebagai bentuk protes, agar presiden bisa menegur Pemerintah Kabupaten Bekasi yang tetap bersikukuh merelokasi gereja HKBP Filadelfia untuk mencegah konflik dengan warga sekitar. (Sumber: www.vivanews.com)



Anas Kritik Politisi Terlalu Banyak Bicara

Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum mengkritik politisi yang terlalu banyak bicara. Dia mengatakan, politisi yang terlalu banyak bicara biasanya tidak dapat bekerja dengan baik.


"Politisi itu harus banyak bekerja, bukan banyak bicara. Yang bicaranya banyak tapi menyerang, itu yang merepotkan rakyat dan partainya," kata Anas saat melakukan kunjungan di Desa Sariwangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Selasa 1 Mei 2012. Peringatan ini disampaikan kepada para kader yang saat ini tengah bekerja di masing-masing daerah pemilihannya.

Anas menambahkan, politisi yang diharapkan oleh rakyat adalah politisi yang terus bekerka keras."Saya harapkan kader-kader di Jawa Barat orientasinya kerja keras. Tentu politisi harus bicara, kalau tidak bicara tidak bisa mengekspresikan gagasan-gagasannya, apa yang ingin dituju, tapi harusnya kerjanya lebih banyak daripada bicaranya, kalau begitu politisi akan dinilai baik di mata rakyat," kata dia.

Selain itu, Anas juga mengakui bahwa ada satu atau dua kader Demokrat yang menjabat sebagai anggota DPR terlalu banyak bicara.

"Dalam penilaian saya anggota DPR dari Demokrat, bagus kerjanya, DPRD bagus. Yang belum bagus ada satu dua, yang tidak bagus itu harus mencontoh yang sudah bagus," lanjutnya.

Anas juga menghimbau kepada kader-kadernya yang mendapat kritikan dan cacian agar tetap bekerja keras. "Apakah dipuji, apakah dikritik teruslah bekerja. Dikritik, cacian, serangan kita jawab saja dengan kerja keras. Jadi kita buktikan apapun kritikan dan cacian itu, manfaatnya lebih kecil dari kerja keras kita," kata dia.

Soal Pemilu 2014 yang tinggal dua tahun lagi, Anas meminta itu belum waktunya dipikirkan. "Kalau bekerja yang terbaik, tidak perlu berfikir 2014, kampanye paling baik adalah kerja keras 5 tahun. Karena kerja, kerja dan kerja adalah kampanye yang paling baik, kampanye tidak selalu banyak omong, gambar-gambar dipajang, kampanye yang baik adalah kerja keras. Politik itu tidak bisa sistem kebut semalam, harus 5 tahun kerja keras. Kita contoh Pak SBY karena dalam situasi apapun beliau kerja keras," kata dia.
(Sumber: www.vivanews.com)

 Blog Baru:

Telah terbit bagi anda buah pikiran karya Pdt. Irvan Hutasoit. Lihat di pikiranirvan.wordpress.com

 


Bekal Hari Ini

Renungan Rabu, 02 Mei 2012
(Berdasarkan Almanak GKPI) 
Tuhan Yang Membangun
"Dan sekarang aku menyerahkan kamu kepada Tuhan dan kepada firman kasih karunia-Nya, yang berkuasa membangun kamu dan menganugerahkan kepada kamu bagian yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya" (Kisah Rasul 20:32, TB)
"Onpe, hupasahat ma hamu nuaeng tu Debata dohot tu hata asi ni rohana. Ibana do na margogo patoguhon roha jala mangalehon siteanon i tu saluhut na badia i" (Ulaon Apostel 20:32, Toba)
"Sekarang saya menyerahkan kalian kepada Allah supaya Ia yang memelihara kalian dan supaya kalian berpegang pada berita rahmat Allah. Allah mempunyai kuasa untuk menguatkan kalian dan memberikan kepadamu berkat-berkat yang sudah disediakan-Nya untuk semua umat-Nya." (Kisah Rasul 20:32, BIS).


Kata 'membangun' barangkali menjadi kata yang sungguh akrab dalam kehidupan kita. Adakalanya kata 'membangun' dikaitkan dengan hal-hal phisik; dan tidak jarang dihubungkan dengan hal-hal non-phisik. Baik phisik maupun non-phisik, membangun memiliki kaitan yang sangat erat dengan membuat yang baru (seperti: bangunan atau kharakter, perilaku, dll), atau memberbaiki yang lama menjadi suatu keberadaan yang baru (seperti: renovasi bangunan atau perubahan karakter, perilaku, dll). Artinya, kata 'membangun' selalu bermuara pada sesuatu yang baru.

Cakrawala berpikir demikian dapat kita pergunakan memahami nats di atas. Bila kita perhatikan susunan nats di atas berbicara tentang makna 'membangun'. Pertanyaan adalah, siapa yang membangun dan siapa yang dibangun ?. Memahami makna kata 'membangun' tersebut, kita tidak bisa melepaskan diri dari makna kata 'menganugerahkan' sebagaimana yang tercantum dalam nats tersebut. Kata 'menganugerahkan' merupakan kata benda, yakni bersumber dari pihak yang memiliki posisi martabat / hakekat lebih tinggi dari pada kita. Kaitannya dengan nats ini, 'menganugerahkan' berarti suatu pemberian (gift) yang diberikan Tuhan bagi kita; dan pemberian itu sifatnya sangat eksklusif, yakni: "... bagian yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskanNya"

Ketika Tuhan memberikan anugerah kita kita, maka anugerah tersebut patut dipahami dalam satu bingkai, yakni: 'membangun'. Berkaitan dengan nats ini, makna 'membangun' patut dipahami sebagai sesuatu yang baru dalam iman yang melahirkan karakter atau sifat orang yang telah beroleh pengudusan dari Tuhan. Kita perlu memahami makna 'membangun' dalam hal ini untuk meluruskan beberapa hal dari hubungan / relasi kita dengan Tuhan. Seringkali orang-orang yang telah dikuduskan Tuhan memahami makna anugerah Tuhan dalam bentuk nyata membangun phisik kemanusiaan belaka. Artinya, ketika kita memperoleh sesuatu yang sifatnya phisik, maka itulah dianggap sebagai anugerah Tuhan. Namun, bila kita menyelami hakekat nats ini, Tuhan tidak pernah menjanjikan anugerah yang sifatnya menjawab kebutuhan (membangun) phisik orang-orang yang telah dikuduskan Tuhan (seperti: kekayaan, kekuasaan, dll). Lalu apa ?.

Secara khusus, kita boleh mengacu pada pernyataan Rasul Paulus pada ayat 28 pasal ini yang mengingatkan orang pilihan Tuhan sebagai gembala bagi jemaatNya. Dan lebih lanjut lagi di ayat 29 Rasul Paulus mengingatkan perihal 'serigala-serigala ganas' yang merusak iman orang kudus sehingga mereka melupakan tugas mereka yang paling hakiki, yakni menggembalakan jemaat Tuhan. Dalam konteks inilah konsep 'anugerah' Tuhan dan makna kata 'membangun' seharusnya kita tempatkan. Tuhan merupakan pihak yang akan memberikan anugerah sehingga orang-orang yang telah dikuduskan Tuhan dibangun dan dikuatkan agar berdaya sebagai gembala atas jemaat Tuhan.

Hal itulah yang hendak kita renungkan saat ini, apakah kita mau menyerahkan diri sebagai alamat anugerah Tuhan sehingga diri kita dibangun untuk tetap setia sebagai gembala atas jemaat Tuhan. Satu hal yang tidak boleh kita lupakan bahwa kita adalah gembala; dengan demikian kita juga tidak boleh lupa bahwa dalam menjalankan tugas gembala itu, anugerah Tuhan merupakan sarana untuk membangun diri kita. Kita dibangun oleh anugerah Tuhan untuk mampu menjadi gembala atas jemaat Tuhan, yakni: melalui kehadiran kita di berbagai tempat.

Hari ini, kita diingatkan oleh Tuhan bahwa satu hal yang utama kita harapkan dari Tuhan adalah pembangunan karakter, perilaku, sikap, iman, sehingga melalui itu kita menjadi gembala yang memelihara umatNya; yakni di tengah masyarakat, gereja, terutama keluarga. Maukah kita ?. HARUS.